Mungkin ngga ada tahun depan

Hai Gi apa kabar.?
Aku disini baik-baik saja. aku berharap hal yang sama terhadap senyumu.

Gi, ternyata tidak ada tahun depan untuk kita.
Tidak ada pelukan lagi untuku di tahun ini.
Setiap Ramadhan aku selalu menunggu untuk menemui
ramah matamu.
Perjuangan sebelas bulan ini adalah perjuangan untuk
tampil sempurna di hadapanmu.
Sakit ini kutahan karena aku tahu Ramadhan akan
datang untuk mengantar damai suaramu.
Meski setahun hanya sekali aku beremu denganmu tapi
tiga ratus enam puluh empat hari lainya aku lewatkan
dengan berjuang untuk tampil sempurna di hadapanmu.
Untuk satu kalimat "kamu beda ya.?"
Aku tak bisa melihat plat nomor motormu lg, plat
nomor yang mengejakan namaku.
Satu-satunya benda yang mungkin mengingatkanmu padaku.
Atau..tidak.
Atau kau tak pernah memikirkan apapun saat melihat plat
nomormu.? apa kau tak ingat aku.?

Dan Ramadhan ini tak juga mengantar apapun untuku..
bahkan kabarmu

Kau masih suka bermain gitar Gi.?
Kalau ada kesempatan aku ingin sekali mendengar kau
bermain gitar.
Kau masih suka makan ditemani sambal.?
Aku selalu khawatir kau sakit perut
Tapi kau selalu bisa mengatasi itu.
Kau sudah kebal sepertinya.

Gi..tahun ini kita tidak bisa bertemu.
Entah karena kita sama-sama sibuk atau
karena tampilanku belum sempurna sehingga
Tuhan tidak ingin memperlihatkan bentukku saat ini
padamu, agar aku tidak malu.
Aku tidak tahu.
Tp rencana Tuhan memang selalu indah kan, Gi.?

Tapi aku takut..takut tidak ada
tahun berikutnya untuk aku menyapa
renyah senyummu.
Takut tidak ada lagi kesempatan untuk
aku mendengar piawai tanganmu memetik gitar.
Takut tidak bisa lagi bersandar di dada bidangmu, Gi..

Gi..sekali saja aku ingin bertemu